Ikhlas

Ikhlas: Mudah Diucapkan, Sulit Diamalkan
Share1664
August 2, 2009 By Zoft-pc 8 Comments

Ikhlas: Mudah Diucapkan, Sulit Diamalkan

Ikhlas, satu kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan.

Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.”
Niat adalah pengikat amal. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat sangat penting dan akan membuat hidup ini menjadi lebih mudah, indah dan jauh lebih bermakna.
Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?
Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa : 48

tecnologi

Hakekat Teknologi menurut Al-Qur’an

Mengenai hakekat teknologi dapat dibaca pada anak kalimat pertama ayat di atas di mana disebutkan bahwa
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
….

Tiadakah kamu perhatikan, bahwa Allah menundukkan untukmu
apa-apa yang di langit dan apa-apa yang di bumi
dan me­nyempurnakan untukmu nikmat-nikmat-Nya yang dzahir dan yang batin
…..
(QS Surat Luqman, 31:20)

Jadi sakh-khara pada kalimat ini menunjukan bahwa alam ditundukkan Allah pada manusia, bukan manusia yang menundukkannya melalui teknologi seperti dalam kepercayaan Barat sekuler mengenai teknologi. Teknologi, pada hakekatnya, adalah bagian dari peyempurnaan nikmat-nikmat Allah pada manusia baik yaitu yang eksternal. Sedangkan nikmat yang internal berupa kepuasan batiniah karena manusia telah menyempurnakan tugasnya sebagai khalifah yang memakmurkan bumi dan beribadah kepada Allah sebagai abdiNya.. ’Abid dan khalif adalah dua peran mendasar manusia sebagai makhluk pilihanNya.

;;